Wijen adalah salah satu jenis tanaman tropis yang tergolong mudah untuk dibudidayakan di tanah kering. Budidaya tanaman wijen sendiri terbilang mudah, risiko kegagalan kecil, dan input rendah.
Wijen tergolong tanaman tanah kering, sehingga jika sesudah berusia 2 bulan sampai panen tidak mendapatkan air, tanaman tetap tumbuh baik. Berikut ini beberapa daerah penghasil wijen di Indonesia.
Daerah Penghasil Wijen yang Ada di Indonesia
1. Sumbawa
Daerah sentra penghasil wijen yang ada di Sumbawa yaitu Pulau Moyo. Dari tahun ke tahun, rata-rata hasil wijen di sana mencapai 600 ton. Jika seluruh daerah di Sumbawa dikumpulkan, maka penghasilan wijen bisa mencapai lebih dari 1 juta ton. Sampai kini, seluruh petani di Pulau Moyo membudidayakan wijen memakai varietas seadanya, yakni varietas yang sudah ditanam sejak lama.
Sebagai daerah ikon penghasil wijen di Sumbawa, luas lahan di Pulau Moyo yang dimiliki setiap petani wijen di sana mencapai 6 ha. Hasil panen dari petani tersebut diperjualbelikan dengan harga Rp 6.500 sampai Rp 14.500. Sedangkan, untuk harga ekspornya sendiri sekitar Rp 16.000. Beberapa negara yang menerima ekspor ini seperti China, Amerika Serikat, Arab Saudi, Afrika, Korea Selatan, dan Thailand.
2. Sulawesi Selatan
Bulukumba menjadi salah satu daerah pusat penghasil wijen yang terdapat di Sulawesi Selatan. Wijen yang digunakan sendiri yaitu varietas semberejo 4. Wijen tersebut berdaya hasil hingga 1.4 ton per hektar dan merupakan hasil dari seleksi wijen lokal yang berasal dari Bulukumba sendiri. Tanaman wijen di sana cocok sekali untuk dikembangkan di lahan persawahan setelah tambakan atau padi ketika musim kemarau.
Varietas unggul yang satu ini dilepaskan tahun 2007 silam dan tahan akan penyakit yang diakibatkan oleh jamur Fusarium serta sedikit tahan dengan Rhizoctonia, Sclerotium, Phytophtora, dan tahan pula dengan tungau Polyphagotarsonemus latus. Tanaman wijen dengan varietas tersebut layak sekali untuk dibudidayakan dengan skala yang meluas secara komersial melewati kerjasama dengan swasta.
3. Sukoharjo
Wijen merupakan tanaman musiman yang cukup potensial apabila dikembangkan di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada tahun 2002, Sub Dinas Perkebunan Sukoharjo pertama kali mensosialisasikan budidaya wijen menggunakan sistem demplot. Terdapat 7 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang membudidayakan tanaman wijen, dengan luas lahan yang totalnya ada 20 ha pada tahun 2008.
Dengan jumlah produksi mencapai 15.26 ton, yang mana terdapat penurunan daripada beberapa tahun sebelumnya. Untuk penanaman wijen yang ada di Sukoharjo selama ini memakai varietas sumberrejo 4 dan sumberrejo 1 yang menjadi hasil dari rekomendasi penelitian asal Balittas Malang, yang mana kedua varietas itu sesuai sekali jika ditanam pada lahan sawah setelah padi ketika musim kering.
4. Sampang
Sampang merupakan salah satu pusat daerah penghasil wijen yang ada di Jawa Timur. di sana sudah dilaksanakan pembinaan kepada beberapa kelompok petani dalam usaha budidaya tanaman wijen. Lebih tepatnya pada tahun 2019 lalu dilaksanakan penyuluhan mengenai budidaya wijen dari Koordinator BPP Kec Sreseh, Kab Sampang.
Perhatian yang diberikan oleh pemerintah daerah ini dilakukan karena mengingat tingginya potensi tanaman wijen di daerah tersebut. Pemerintah daerah di sana juga menargetkan bahwa setelah adanya pembinaan tersebut, maka wijen tidak hanya menjadi tanaman sampingan saja, namun sebagai tanaman utama yang harus dikembangkan secara baik.
5. Lamongan
Ada banyak petani di Lamongan, Jawa Timur yang masih terus membudidayakan tanaman wijen. Para petani yang ada di Lamongan sengaja mengubah lahan yang biasanya ditanami oleh pada menjadi tanaman wijen. Bahkan, ketika musim kemarau telah tiba, maka petani dapat memperoleh keuntungan berkat adanya panen raya wijen ini.
Di sisi lain, ancaman hama dan serangga hampir tidak ada, jadi tidak terdapat biaya tambahan guna memberantas hama maupun serangga. Masa panen tanaman wijen di sana juga tidak harus menunggu lama. Hanya membutuhkan waktu 3 bulan saja, tanaman wijen pun telah dapat dipanen. Tanaman wijen menjadi salah satu inovasi yang memang dikembangkan sendiri oleh para petani yang ada di Lamongan.
6. Jember
Jember memiliki daerah sentra yang memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan wijen, yakni Kecamatan Puger. Luas wilayah yang ada di Kecamatan Puger ini yaitu 149,00 km2 dengan rata-rata ketinggian 12 m di atas permukaan air laut yang terdiri atas lahan sawah, lahan berkapur, dan lahan pasir pantai.
Lahan pasir yang ada di sana sudah mulai dikembangkan guna penanaman semangka, serta berpotensi besar bisa juga dikembangkan guna tanaman wijen. Puger sebagai pusat daerah penghasil wijen di Jember ini masih harus terus melakukan studi kesesuaian lahan pasir pantai untuk pengembangan budidaya tanaman yang satu ini.
Temukan lebih banyak konten terkait dengan Kekayaan Alam atau konten menarik lain di Lima Kilo